1 tahun bersama m3 (geraham bungsu-red)

cukup jelas di ingatan gimana pertumbuhan m3 gw yang menyakitkan dan membuat kuping berdenging akibat posisinya yang impaksi. dan juga perkembangannya yang membuat hampir tiap bulan gw harus konsumsi antibiotik. dan juga pujian sekaligus ejekan waktu pelajaran cetak-mencetak di praktikum itmkg atas keberadaan m3 gw yang begitu cepat.

hari demi hari berlalu menandakan semakin dekatnya hubungan gw dengan m3 tersayang. m3 gw setia menemani dan tak lupa membantu gw dalam sistem stomatognatik khususnya pada proses mastikasi (aplikasi ilmu itu penting, teman. huhe). singkat cerita, 1 tahun berlalu dan m3 gw yang impaksi menandakan gejala-gejala infeksi, ditandai dengan bengkak di bagian bawah telinga dan leher plus pusing-pusing sedikit. hari itu, tanggal 17 Mei 2009, gw yang ditinggal sendirian di rumah oleh orangtua yang jalan-jalan ke lombok dan kakak-kakak pergi merantau dengan alasan cari uang untuk masa depan (nikah-red), cukup menderita. awalnya, sakitnya bisa gw tahan-tahan tapi lama kelamaan, gw tak kuasa lagi. gw pun cari obat yang mengandung paracetamol, mengacu pada ilmu yang gw dapat di sekolah bahwa paracetamol dapat meredakan inflamasi (bener ga sih ??). setelah konsumsi obat yang mengandung paracetamol, penderitaan tak berhenti juga. akhirnya, gw curi-curi antibiotik di keranjang obat. tanpa bilang ayah-ibu (akibat takut dimarahin), gw pun diem-diem konsumsi antibiotik itu sambil berdoa semoga sakitnya ilang. hari selasa tanggal 19 Mei 2009, orangtua pulang tak lupa bawa oleh-oleh. sampai pagi itu. gw belum berani bilang tapi sakit tetap berjalan.


sore harinya, masih tanggal 19 Mei 2009, seperti biasa gw ke rumah nenek yang bertempat di jalan banda nomor 10. setelah bertemu ayah, gw kembali gugup dan tetap bertahan untuk engga bilang gw sakit gigi. oh iya ... ngomong-ngomong, ayah adalah seorang dokter gigi. di ruang praktik ayah, iseng-iseng gw intip-intip m3 gw yang bikin menderita itu. menggunakan cermin ukuran sedang, kaca mulut, dan sonde gw melakukan observasi. jadi posisi impaksinya tuh mirip gambar di bawah ini :



(tapi molar-molar lain gw enggga bolong-bolong dan ditambal amalgam gitu yaa ...) nah. kembali ke topik. gw lihat baik-baik m3 gw itu. setelah gw korek dengan sonde, ternyata ada kavitas (aka lubang). panik dan penasaran, lubangnya makin gw urek-urek dan semakin membesar. "oh no no !!", dalam hati. gw sedih sekaligus heran. gw rajin sikat gigi dua kali sehari bahkan tak lupa kumur listerine original tapi bisa-bisanya gw kecolongan sampai gigi gw berlubang segitu parahnya. tak bisa didiamkan lagi, terpaksa gw lapor. setelah diperiksa ayah, doi ngomel berat (seperti yang sudah dikira) dan beliau berkata bahwa lubangnya udah mengenai m2. jedar ! bagai petir menyambar di siang bolong, gw terpukul. saat sedih dan hilang arah, ayah berlalu sambil bilang "besok diambil!". eng-ing-eng dengan kata lain, besok gw akan di odon (sampai sekarang, gw belum tau apa kepanjangannya. yang gw tau cuma odon itu artinya bedah pengambilan m3). gw pun memohon-mohon dengan panik supaya engga usah pake insisi dan cukup cabut biasa aja. ayah yang berhati dingin keukeuh bahwa akan dibeset "dikit aja ..", beliau bilang. waduh. dagdigdug perasaan hati gw. plus sedih yang tak terbendung lagi tentang fakta bahwa m2 gw pun ikut-ikutan berlubang. setelah gw tilik-tilik lagi, ternyata m3 kanan bawah juga berlubang. walupun kecil, posisinya yang impaksi membuatnya harus di odon juga. my my ...

hari rabu, 20 mei 2009
hari yang sudah ditentukan untuk janji odon dengan seorang drg ternama (ehem). dari pagi, perasaan sudah engga betul. mau makan susah, mau minum susah, mau boker juga susah. tak lupa gw pengumuman sama teman-teman minta doa restu. di perjalanan pulang (yang seperti biasa, nebeng regi. hidup nebeng !), jalanan tak disangka macet luar biasa. padahal waktu telah menunjukkan pukul 17.30 wib. macet di jalanan itu gw habiskan bersama regi sambil goda-godain supir angkot sebelah, nyanyi-nyanyi plus ketawa-ketawa gara-gara truk bertuliskan moalbobo sebagai plesetan marlboro. pukul 18.30, sampai juga kita di cicaheum. turun dari mobil, regi mendoakan dan mengucapkan semoga sukses dan selamat. tak lupa mengucapkan terima kasih sembari tegang, kita dadah-dadahan. sekarang waktunya menunggu angkot aceh. herannya, angkot yang ditunggu-tunggu lama sekali datangnya. pukul 18.50 baru angkot trayek aceh nomor 02 muncul. perjalanan lancar dan cara supir menyetir cukup ciamik (sekalipun baunya agak kurang enak). gw turun dari angkot dengan gugup sampai lutut kanan kejedug pintu angkot cukup keras. lalu gw berjalan dengan mantap ke arah rumah nenek (sembari lutut nyut-nyutan) dan akhirnya sampailah gw di rumah nenek pukul 17.05 wib. ayah sudah siap. gw melihat ke arah wastafel yang penuh dengan tang, bein, dan kain penutup penuh darah bekas pasien sebelumnya. semakin teganglah gw. digdagdug

tindakan pre-operasi berupa makan nasi, udang goreng, dan sop ikan enak buatan ka neli (sepupu yang tinggal di banda) plus gosok gigi (tetap malu kalau gigi kotor dan bau nafas tak sedap sekalipun dokternya ayah sendiri). "raissa !!! udah siap ?", ujar sang dokter. gw masuk ke ruang praktik dan menyiapkan alat-alatnya (self service, bo). gw duduk di dental unit lalu tindakan dimulai dengan "sok kumur dulu ...". ada tiga hal yang gw paling sebel tentang bedah-bedahan. jarum, insisi, dan jahit-menjahit. dokter siap dengan jarumnya. jarum masuk dan terasa banget jarum itu jalan-jalan di dalam gusi gw mencari-cari saraf yang dituju dan nyitt !, timbul rasa sakit untuk beberapa detik. sensasi yang berlangsung selanjutnya adalah rasa mirip kesemutan dari bagian temporalis sampai dagu bagian kiri. 2 menit berikutnya, dokter siap dengan bein dan tang, tanpa pisau bedah (yippie !!! i love you so much, daddy !!). singkat cerita, kip kip kip dengan bein, tang,dan bor m3 bolong gw berhasil di angkut dalam waktu 10 menit ajaaaa ! (memang beda kalau kerjasamanya baik antara dokter skillful dan pasien yang penuh inisiatif untuk mangap sebesar-besarnya. ihiw!). operasi kecil berakhir dengan m3 malang gw yang terbelah-belah dan tangan gw gemeteran setelah proses jahit-menjahit (tapi tetep berusaha stay cool di depan dokternya akibat takut dicela).



gw pulang ke rumah dengan hati senang dan sumringah karena gigi bolong hilang sudah walaupun ada rasa sedih karena belum pamitan enak sama m3 tersayang. pelajaran hari ini banyak sebetulnya. tapi yang penting ada 2. 1. sayangi gigi-gigi kalian dengan rajin sikat gigi dan 2. kalian semua harus coba di odon !

jangan takut ke dokter gigi !




0 comments:

Post a Comment

Search

About Us ...

Here we Are . . .
Yunita Triyana
Raissa Indiwina
Regina Yosephine
Brinets Sudjana
Chindera Asih Ratna Safitri
Lingga Anandia
Muda Madya Pratama
Muhammad Adri Nurrahim